Kamis, 03 Februari 2011

Tracking Expense

Sebagai istri yang baik dan bertugas mengawal "keuangan" rumah tangga, saya mulai lagi untuk mentracking pengeluaran bulanan saya. Kenapa cuma saya? well, mungkin karena yg duit gajinya agak nyisa itu saya, jadi memang untuk tugas tabung menabung dan investasi harusnya jadi tugas saya..
Gaji suami udah kesedot buat bayar cicilan dan expense harian RT :)

Alhamdulillah di tengah himpitan cicilan sana-sini kami masih bisa nabung dan sedikiiiit invest. Beruntung juga dikelilingi orang2 yang "melek financial" dan menyadari betapa pentingnya pengelolaan keuangan.

Kalo bisa gaji naik tapi pengeluaran tetap >> susah banget tapi nerapin ini. Mindset sebagian besar dari kita, errr saya sih tepatnya, udah cape2 banting tulang masa sih ga bisa nikmatin gaji kita sendiri. Well, ga ada salahnya juga punya pikiran kaya gini selama ga kebablasan :)

Beruntunglah Nana punya istri seperti saya (muahahaha), who's live in completely different world from him. Kalo denger ceritanya yg temen2nya beli ini, beli itu, ganti ini, ganti itu..hiiiiy sereeem, padahal gajinya ga jauh2 beda dari Nana. Demi apa? yes..for the sake of lifestyle. Gaya hidup yang ga akan ada abis2nya itu.

To be numero uno in style will cost you having "zero" credit in your account. Scary, yes?

Kadang kasian juga sih melihat suamiku tampak kere sekali, but demi masa depan yang lebih baik, ditega2in aja ya? ;D

Okay, back to topic..kenapa tracking expense harus dimulai dari saya yg notabene sebenernya lebih pelit ngeluarin duit dibandingkan suami?
Biasa lah wanita, karena berasa duit gaji masih ada sisa, kadang2 pengeluaran saya jadi kurang terkontrol, makanya saya pengen tau kemana aja sih larinya duit saya itu? Berapa persentase pengeluaran saya untuk pengeluaran pribadi, ongkos kantor, makan, charity, dana sosial, etc..etc..

Setelah seminggu mentracking, bisa dibilang pengeluaran saya masih wajar. Jumlahnya sendiri sebenernya diluar dugaan saya, tapi untuk urgensinya memang tidak bisa tidak dikeluarkan.
Yang saya agak kaget adalah di pengeluaran dana sosial, huaaah...lumayan banget besarnya ya..ternyata bayar iuran ini, iuran itu, kalo digabungin selama sebulan bisa bikin pusing. Tampaknya ini harus dibikinin pos pengeluaran khusus, ga bisa digabungin ke pengeluaran lain2.

Dengan cara tracking expense ini, saya bisa lebih menghargai uang saya. Mikir dua-tiga kali buat ngeluarin uang utk personal expense bulanan. Biasanya sih, saya suka subsidi silang antara uang transport harian dan personal expense, tapi sekarang (dan mudah2an berlanjut terus) saya lebih bisa nahan napsu belanja online dan offline tentunya. Heu3. My husband will be very proud of me if he read this.

It's hard but it's a must.
Sampe ada kenaikan gaji atau cicilan yang berkurang, Insya Allah I'll stick with my monthly expense plan. Jangan sampe rasio "hutang" kami lebih dari 30% pendapatan. Why? karena terlalu irit ga bagus juga buat kesehatan jiwa dan raga. Berhubung belom ada pos lain yg bisa dipangkas untuk dana liburan, maka cicilan hutang ini yg harus diperkecil. Kalo udah begini langsung mikir, betapa enaknya punya aset aktif..
Let alone our money works for us, bukan sebaliknya. Pelan-pelan deh ya .....*elap keringet*

Till then enjoy life, enjoy what we have and enjoy what we've earned!


Ps: Image taken from gettyimages.com

Tidak ada komentar: